TOXOPLASMOSIS
DAN KELINCI (Part 1)
Sebelum mengulas mengenai hubungan toxoplasmosis dan kelinci, terlebih dahulu mari kita bahas mengenai apa ya sebenarnya toxoplasmosis itu?? Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yakni Toxopasma gondii. Penyakit ini sudah tersebar di seluruh dunia baik pada hewan atau manusia. Toxoplasmosis tergolong sebagai penyakit zoonosis penting karena dapat mengakibatkan kerugian pada hewan dan manusia. Induk semang utamanya adalah kucing dan hewan-hewan sebangsanya (felidae), sedangkan manusia dan hewan lainnya sebagai induk semang antara. Hewan lainnya tersebut ialah semua bangsa mamalia dan semua bangsa burung.
Penularan
dan siklus hidup dari toxoplasmosis tentunya perlu diperhatikan sebagai upaya
pencegahan terjadinya penyakit ini baik pada manusia maupun bagi hewan
kesayangan kita. Siklus hidup parasit dalam induk semang terjadi secara
intraintestinal dan ekstraintestinal. Pada perkembangan secara intraintestinal
terjadi pada induk semang utama yaitu kucing dan sebangsanya. Di dalam tubuh
kucing terjadi suatu siklus perkembangan parasit tersebut. Kucing dapat
terinfeksi toxoplasmosis akibat memakan stadium ookista yang infektif dan kista
jaringan. Pada proses siklus hidup didalam tubuh kucing akan menghasilkan
ookista yang keluar bersama feses kucing. Pada kondisi yang optimal stadium ini
dapat bersifat infektif dan dapat bertahan di lingkungan sampai 1 tahun.
Sedangkan perkembangan secara ekstraintestinal terjadi pada kucing maupun hewan
lain dan juga pada manusia.
Siklus
hidup dari parasit ini dalam tubuh manusia dan hewan lain khususnya kelinci
tentu sangat penting sebagai wacana yang bermanfaat bagi kita. Terlebih
mengenai gejala apa saja yang ditunjukkan dari kelinci yang menderita toxoplasmosis
dan bagaimana dapat menular ke manusia? Serta apa yang harus dilakukan untuk
mencegah kelinci kesayangan kita agar tetap sehat dan terbebas dari toxoplasmosis?
Simak terus yaaa di ulasan Toxoplasmosis
dan Kelinci (Part 2)… ^.^
Reference
Mufasirin,
dkk. 2000. Ilmu Penyakit Protozoa. Laboratorium Entomologi dan Protozoologi.
Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya. 71-79.