TINGKAH LAKU KELINCI SAAT MAKAN
TINGKAH LAKU PADA KELINCI – RABBIT’S BEHAVIOUR (Part 1)
Tingkah laku pada kelinci memang sangat menarik untuk kita pelajari karena tentu berbeda dengan hewan lainnya. Kelinci terbagi menjadi kelinci liar (wild rabbit) dan kelinci domestic (domestic rabbit). Tingkah laku keduanya hampir mirip namun pada kelinci domestic dapat beradaptasi dengan hidup dalam kandang dan berkembangbiak dengan normal seperti habitat aslinya.
Tingkah laku pada kelinci terdiri dari beberapa hal, kali ini kita akan membahas tingkah laku saat makan, minum maupun tingkah laku yang dieliminasi, penasaran bukan? Yuk kita simak bersama :)
Tingkah laku pertama yang akan kita bahas adalah cara makan kelinci. Kelinci sangat selektif dalam mengkonsumsi pakan. Mereka lebih menyukai pakan yang lembut, berair dan mengkonsumsi makanan yang keras dalam jumlah sedikit untuk merangsang motilitas pencernaan. Selain itu proses pencernaan awal yaitu mastikasi atau mengunyah pada kelinci memiliki ciri khas. Kelinci akan mengunyah secara seksama dengan gerakan yang kompleks antara lidah dan rahang hingga 120 kali per menit. Kelinci memiliki waktu utama untuk makan yaitu di pagi dan malam hari dengan coprophagy (memakan feces lunak) 3-8 jam setelah makan. Kelinci juga menyukai bahan pakan yang manis dan mengandung molase atau sukrosa. Hal ini sangat bermanfaat apabila kelinci sedang mengalami anoreksia sehingga dapat membuat nafsu makan meningkat.
anatomi tengkorak kelinci |
Tingkah laku cara makan pada kelinci dipengaruhi oleh anatomi dan fisiologi saluran pencernaan. Wah semakin seru ya pembahasannya. Mari kita lanjutkan, untuk cara makan pada kelinci tentu tak lepas dari anatomi pada gigi kelinci. Struktur gigi kelinci terdiri dari incisors, premolar dan molar, sedangkan gigi caniners tidak ada. Hal ini tentu memberikan karakter khusus bahwa pada saat pakan masuk dalam mulut,maka gigi incisors akan segera memotong kecil-kecil dan kemudian segera dihaluskan oleh gigi premolar dan molar. Kejadian ini sangat cepat, sehingga pakan yang masuk ke saluran pencernaan selanjutnya akan lebih halus. Di saluran pencernaan pakan tersebut akan masuk lambung, usus halus kemudian pakan yang masih belum dicerna akan dicerna di sekum setelah itu baru ke usus besar dan sisanya berupa feces akan dikeluarkan.
Feces yang dikeluarkan oleh kelinci terdiri dari 2 tipe, yakni feces kering berbentuk bulat dan feces basah (caecotroph) berbentuk bulat kecil bergerombol seperti anggur dan basah. Nah, yang unik dari kelinci, mereka akan memakan kembali feces basah yang dikeluarkan. Itu alami lho ! dan memang harus dimakan lagi. Kenapa ya? Karena feces basah tersebut mengandung nutrisi dan harus dicerna kembali di dalam sistem pencernaannya. Normal atau tidaknya feces yang dikeluarkan juga dipengaruhi oleh pakan yang diberikan pada kelinci. Jadi, pemilihan pakan yang baik dan sesuai sangat penting diperhatikan pemilik.
Hay, pakan alami yang aman untuk kelinci |
Pakan kelinci dapat berupa pakan kering (dry food) atau dalam bentuk segar. Pemberian pakan kedua tipe tersebut sebenarnya sama baiknya apabila pakan yang diberikan sesuai kebutuhan dan bersih atau bebas mikroorganisme. Namun, pakan kering berupa pellet lebih banyak diminati karena formulanya sesuai kebutuhan kelinci, lebih seimbang dan praktis. Pada umumnya pakan pellet memiliki kandungan serat yang rendah sehingga pemberian pellet ad libitum (tanpa ditakar) akan menyebabkan kegemukan. Kelinci dengan berat 2 - 3 Kg membutuhkan 100 – 120 gram pakan pellet per hari. Sebaliknya, apabila kelinci diberikan pakan kurang dari kebutuhannya makan dapat menyebabkan kerontokan bulu dan cenderung menggerogoti benda-benda disekitarnya. Perilaku tersebut dapat dihindari dengan menambah diet pakan berupa hay misalnya timothy hay, alfalfa hay, stragrass hay dan jenis lainnya. Jadi, pemberian pakan berupa pellet dan hay lebih aman dan sesuai kebutuhan kelinci dibandingkan pakan fresh yang rentan terkontaminasi mikroorganisme dan pestisida.
Ulasan tentang tingkah laku cara makan pada kelinci sudah kita bahas, semoga bermanfaat. Tunggu ulasan Rabbit behavior selanjutnya ya :)